Sabtu, 27 Maret 2010

BRONCHO PNEUMONIA

PENGERTIAN
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, sperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.

KLASIFIKASI
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitial (bronchitis).
Berdasarkan etiologinya, dibagi atas;
Bakteri
Pneumokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh pneumokok serotipe 1 samapi dengan 8. Sedangkan pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Inseiden meningkat pada usia lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.
Steptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis, pneumonia oleh pnemokokus.
Basil gram negatif seperti Hemiphilus influensa, Pneumokokus aureginosa, Tubberculosa.
Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif, resisten terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti; abses paru, empiema, tension pneumotoraks.

Virus
Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik.

Aspirasi
Pneumonia hipostatik
Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama.
Jamur
Sindroma Loeffler.

GEJALA KLINIK
Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 ° C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering bronchopneumonia menjadi satu (confluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras.



PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.

PENGOBATAN
Bila dispnea berat berikan Oksigen
IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.
Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg / kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

PROGNOSIS
Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %.

PERAWATAN ASMA BRONKIAL

PENGERTIAN
Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang refersibel, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif.  .

ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena hiperreaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. Karena sifat inilah maka serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisis, metabolik, kimia, alergen, infeksi dan sebagainya.

Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma perlu diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan. Fakrtor-faktor tersebut adalah :
1. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
2. Iritan seperti asap, bau-bauan, polutan
3. Infeksi salutran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrim
5. Kegiatan jasmani yang berlebihan
6. Lingkungan kerja
7. Obat-obatan
8. Emosi
9. Lain-lain seperti refluks gastro esofagus.

PATHOFISIOLOGI
Pencetus serangan
(alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi)

Kontraksi otot polos
Edema mukusa
Hipersekresi

Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi)

Hipoventilasi
distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru
Gangguan difusi gas di alveoli


Hipoxemia
Hiperkarpia

TANDA DAN GEJALA
Objektif  :
Sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheesing
Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan
Bernapas dengan menggunakan otot-otot tambahan
Sianosis, takikardi, gelisah, pulsus paradoksus
Fase ekspirium memanjang disertai wheesing (di apeks dan hilus)
Subyektif :
Klien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia

Psikososial :
Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung
Kurangnya pengetahuan klien terhadap situasi penyakitnya

Hasil Pemeriksaan
Spirometri :  Peningkatan FEV, atau FVC sebanyak 20 %
Pemeriksaan Radiologi : Pada umumnya normal. Dilakukan tindakan bila ada indikasi patologi di paru, misalnya: Pneumothorak, atelektasis, dll.
Analisa Gas darah : Hipoxemia, Hiperkapnia, Asidosis Respiratorik.
Pemeriksaan Sputum :
Adanya eosinofil
Kristal charcot Leyden
Spiral Churschmann
Miselium Asoergilus Fumigulus

Pemeriksaan darah : Jumlah eosinofil meningkat.

PENATALAKSANAAN
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma  bronkial:
Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
Saatnya serangan
Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan dosisnya)
Pemberian obat bronchodilator
Penilaian terhadap perbaikan serangan
Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
Setelah serangan mereda :
Cari faktor penyebab
Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya

OBAT-OBATAN
Bronchodilator
Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi dipakai secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah digunakan obat golongan simpatomimetik, maka sebaiknya diberikan aminofilin secara parenteral sebab mekanisme yang berlainan, demikian sebaliknya, bila sebelumnya  telah digunakan obat golongan Teofilin oral maka sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetik secara aerosol atau parenteral.
Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol ) mempunyai sifat lebih efektif dan masa kerja  lebih lama serta efek samping kecil dibandingkan dengan bentuk non selektif (Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin)
Obat-obat Bronkhodilatator serta aerosol bekerja lebih cepat dan efek samping sistemik lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak nafas berat pada anak-anak dan dewasa. Mula-mua diberikan 2 sedotan dari suatu metered aerosol defire ( Afulpen metered aerosol ). Jika menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 4 jam, jika tidak ada perbaikan  sampai 10 - 15 menit berikan aminofilin intravena.
Obat-obat Bronkhodilatator Simpatomimetik memberi efek samping takhikardi, penggunaan perentral pada orang tua harus hati-hati, berbahaya pada penyakit hipertensi, kardiovaskuler dan serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan epineprin 1 : 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB subkutan  (1mg per mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 - 3 x tergantung kebutuhan.
Pemberian Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 - 6 mg/kg BB dewasa/anak-anak, disuntikan perlahan-lahan dalam 5 - 10 menit. untuk dosis penunjang 0,9 mg/kg BB/jam secara infus. Efek samping TD menurun bila tidak perlahan-lahan.

Kortikosteroid
Jika pemberian obat-obat bronkhodilatator tidak menunjukkan perbaikan, dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid . 200 mg hidrokortison atau dengan dosis 3 - 4 mg/kg BB intravena sebagai dosis permulaan dapat diulang 2 - 4 jam secara parenteral sampai serangan akut terkontrol, dengan diikuti pemberian 30 - 60 mg prednison atau dengan dosis 1 - 2 mg/kg BB/hari secara oral dalam dosis terbagi, kemudian dosis dikurangi secara bertahap.

Pemberian Oksigen
Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2  2-4 liter/menit dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki dehidrasi, maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai dengan prinsip rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.

Prioritas masalah Keperawatan :
Mempertahankan jalan nafas
Mengkaji untuk fasilitas pertukaran gas/ gangguan pertukaran gas
Meningkatkan intake nutrisi
Mencegah komplikasi, kondisi progresif yang lambat
Berikan imformasi tentang proses penyakit
Cemas

Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul :

Gangguan jalan nafas sehubungan dengan Brokhospasme, peningkatan produksi sekret ( sekret yang tertahan, kental) , menurunnya energi/fatique.
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan kurangnya suplai oksigin (obstruksi jalan nafas karena sekret, bronkhospasme, air trapping) obstruksi alveoli.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan dyspnea, fatique, efek samping obat-obatan, produksi sputum, anoreksia, nausea/vomiting.
Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer (penurunan aktifitas, cilia, statis sekret) tidak adekuatnya kekebalan (destruksi jaringan, proses penyakit kronik, malnutrisi).
Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) , kondisi kesehatan, pengobatan, kurang imformasi.
Mekanisme koping yang tidak efektif sehubungan dengan cemas.
Gangguan aktivitas sehubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan dan pemenuhan oksigen.

DAFTAR   PUSTAKA
Soeparman,Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,Balai Penerbit FKUI, Jakarta,      1990   
Sylvia Anderson Price, Pato Fisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama, Edisi Empat,EGC,Jakarta,1994
Marilyn E Doenges, Nursing Care Plans, F.A. Davis Company, Philadelphia, 1993

Rabu, 24 Maret 2010

INFO PENDAFTARAN TKHI 2010

INFO PENDAFTARAN TKHI 2010
Kabar gembira buat rekan tenaga medis dan Paramedis yang ingin menjadi tenaga Kesehatan Haji Indonesia 2010, bahwa pendaftarannya telah terbuka dan seluruh proses registrasi dilakukan secara on line.
untuk mendaftar sebagai petugas kesehatan haji Tahun 2010, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah mengisi formulir registrasi online, mempersiapkan kelengkapan berkas registrasi dan mengirimkan berkas registrasi ke alamat Panjatap Petugas Kesehatan Haji 2010. REGISTRASI ONLINE DIMULAI pada tanggal 20 Maret sampai dengan 20 april 2010.

untuk mengetahui lebih lengkap mengenai petunjuk prosedur pendaftaran silahkan Download Panduannya disini





Untuk dapat mengisi Formulir Registrasi Seleksi Petugas Kesehatan Haji Tahun 2010,

pelamar diharap membaca terlebih dahulu panduan Petunjuk Pengisian Formulir Registras Online.

TAHAPAN PROSES REGISTRASI DI BAGI MENJADI 5 TAHAPAN :



- Tahap 1 : Persetujuan Mematuhi Persyaratan



- Tahap 2 : Mengisi Data Utama Formulir



- Tahap 3 : Melengkapi Data Identitas dan Pekerjaan



- Tahap 4 : Konfirmasi Data



- Tahap 5 : Cetak Bukti Registrasi



Calon Petugas Kesehatan Haji 2010 wajib mematuhi beberapa persyaratan yang ditentukan sebelum melakukan proses registrasi secara online.

Hal ini dicantumkan pada tahap awal registasi (Step 1 Registrasi)



SILAHKAN LANGSUNG REGISTRASI DISINI DENGAN MENGIKUTI DAN MENGISI FORM PADA SETIAP TAHAPAN REGISTRASI ON-LINE HERE





SUMBER




Kamis, 18 Maret 2010

Hari Ulang Tahun PPNI

Tersenyumlah Perawatku…!
Indonesia Ingin Melihatmu Bangkit…!
Bangkit…Bangkitlah..!
Tak Ada Guna Putus Asa…!
Masih Ada Jalan Disana…!
Tidakkah Engkau Yakin Bahwa DIA Disana Ingin Melihat Baktimu Untuk Negeri Ini?
Percaya Dan Berusahalah…!
Dan Ingatlah Selalu…Ketulusan Itu Milikmu…!
Bravo Perawat Indonesia
Bravo PPNI...
Selamat HUT ke-36


Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Senin, 15 Maret 2010

MODEL PENGKAJIAN KELUARGA DARI FRIEDMAN


I.     PENDAHULUAN

Saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangat menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori tersebut menguraikan dan menjelaskan bukan hanya keluarga dalam konteks sehat dan sakit, melainkan juga menguraikan peran perawat dalam pengkajian dan intervensi. Namun sampai saat ini teori-teori keperawatan tersebut masih dalam tahap awal dari penerapan keperawatan keluarga. Teori-teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga), tapi perlu dirumuskan ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan perspektif keperawatan. 
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain yang ikut berperan kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga. Diagnosa keperawatan keluarga dan strategi intervensi didasarkan pada identifikasi data, sosial kultural, perkembangan, struktural, fungsional, dan pengkajian stress serta koping.
Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain. 
Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller, 1985). Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Konsep tentang tahap-tahap siklus kehidupan keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga ; keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga.
Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai sistem sosial, tapi lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih merupakan karakteristik teori sistem. Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal dan internal. 

II.   MODEL PENGKAJIAN KELUARGA DARI FRIEDMAN
Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu :
A.           Mengidentifikasi data
B.           Tahap dan riwayat perkembangan
C.           Data lingkungan
D.           Struktur keluarga
E.            Fungsi keluarga
F.            Koping keluarga
            Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga  harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman:
A.     Identifikasi Data Keluarga.
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-masing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi :
1.      Nama keluarga
2.      Alamat dan Nomor telepon
3.      Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga. Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman :

No
Nama Keluarga
Jenis Kelamin
Hubungan
Tempat/Tanggal Lahir
Pekerjaan
Pendidikan
1
2
3

4
Bapak
Ibu
Anak tertua
…………..







Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing / orang tua keluarga inti ). Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga. Berikut adalah petunjuk penulisan genogram keluarga menurut Friedman:








 

                    


                           



               
                 

                                                                                               




                                    
                                                                           
                                                                                   

Keterangan :
 


Laki-laki      Perempuan           Kasus utama                         Meninggal




Kawin                       Pisah                       Cerai           Tidak menikah

 



                                                                                       Anggota
                                                                                       rumah
     Anak Angkat         Aborsi/keguguran              Kembar           tangga   







4.      Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.

5.      Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan merupakan hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a.       Identitas suku bangsa
b.      Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c.       Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen )
d.      Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e.       Bahasa yang digunakan sehari-hari
f.        Kebiasaan diit dan berpakaian
g.       Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h.       Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i.         Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan.
j.        Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.




6.      Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga.   

7.      Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :
a.             Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
    1. Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial. Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
    1. Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

8.      Aktifitas  rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi  keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga , bersepeda bersama keluarga dll )

B.                 Riwayat dan Tahap  Perkembangan Keluarga
Yang pperlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini
2.      Tugas  perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3.      Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan ( perceraian, kematian, kehilangan)
4.      Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )
  


C.     Lingkungan Keluarga
Melliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1.      Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a.       Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar),
b.      Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan pembuangan sampah.
2.      Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
b.      Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
c.       Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
d.      Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
e.       Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
f.        Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada.
g.       Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3.            Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).
4.            Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
5.            Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung pada masyarakat  terutama yang berhubungan dengan kesehatan )

D.     Struktur  Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1.      Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2.      Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3.      Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a.             Struktur peran formal

1)            Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2)            Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3)            Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
4)            Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b.            Struktur peran informal
1)            Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
2)            Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran disfungsional serta bagaimana dampaknya  terhap anggota keluarga
c.             Analisa Model Peran
1)            Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2)            Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dan sebagai orang tua
d.            Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1)            Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam keluarga.
2)            Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3)            Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
4)            Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
2.      Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a.             Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b.            Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c.             Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d.            Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e.             Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f.              Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga
g.             Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.

E.      Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman  meliputi :
1.      Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a.             Pola kebutuhan keluarga
1)            Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
2)            Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga
b.            Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1)            Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung
2)            Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c.             Keterpisahan dan Keterikatan  dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga

2.      Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a.             Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b.            Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c.             Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d.            Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e.             Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f.              Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak
g.             Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.

3.      Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a.             Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1)             Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
2)            Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3)            Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
4)            Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
b.            Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
c.             Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
d.            Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
       Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

F.            Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1.            Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2.            Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3.            Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta  strategi koping internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.
4.            Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.


III.   APLIKASI MODEL PENGKAJIAN FRIEDMAN DALAM KASUS DIABETES MILITUS

            Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah uatama Diabetes Militus  meliputi :
1.            Data Umum
Yang perlu dikaji adalah jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam pengelolaan diabetes dan pandangan pasien mengenai perawatan sendiri diabetes (Long, 1996). Pada pengkajian umur diketahui bahwa faktor usia berpengaruh pada diabetes melitus dan usia dewasa tua (> 40 tahun) adalah resiko tinggi untuk DM (Syaifoellah N, 1996).

2.            Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya diabetes melitus. Dan diketahui bahwa diabetes melitus adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik. (Price, 1995)

3.            Status Sosial
Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendapatan kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga (Rekawati, 2000). Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

4.            Riwayat Keluarga Inti
Yang perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan apakah dari anggota keluarga tersebut ada yang mempunyai penyakit keturunan. Karena sebagaimana telah diketahui bahwa diabetes melitus juga merupakan salah satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

5.            Karakteristik Lingkungan
Yang pelu dikaji dari karakteristik lingkungan adalah karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, geografis keluarga, sistem pendukung keluarga dimana karakteristik rumah dan penataan lingkungan yang kurang pas dapat menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes melitus bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh.

6.            Fungsi Keluarga
a.             Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguankesehatan selanjutnya.

b.            Fungsi Keperawatan
1)            Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan ejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena diabetes melitus memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga perlu tahu bagaimana cara pengaturan makan yang benar pada diabetes melitus.
2)            Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga terserang diabetes melitus. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan.
3)            Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus.
4)            Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah kekambuhan dari pasien  diabetes melitus.
5)            Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang.

c.             Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti ganggren, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas keluarga.

d.            Fungsi Reproduksi
Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk mengetahui adanya tanda-tanda diabetes melitus gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat kehamilan. Pada pria juga perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada penderita DM dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi.

e.             Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi orang segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainnya.                 (Friedman, 1998 )

IV. PENUTUP

            Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga. Untuk mencapai tujuan ini, perawat keluarga harus mampu membantu keluarga untuk mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi keluarga yang optimum. Friedman mencoba membuat suatu format pengkajian keluarga yang mampu menggali aspek-aspek yang penting dalam membantu keluarga dengan didasari oleh tiga teori utama yaitu teori perkembangan keluarga, teori sistem dan teori struktural fungsional.
            Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori perkembangan keluarga membantu para profesional kesehatan keluarga berpikir tentang siklus kehidupan keluarga yang telah membentuk konteks dimana masalah-masalah keluarga dan individu terjadi. Sedangkan teori sistem lebih memandang keluarga sebagai suatu sistem sosial yang hidup. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu  yakni fungsi-fungsi keluarga. Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.
Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang perkembangan keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji perubahan-perubahan dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu dan mengkaji bagaimana sebuah keluarga menangani tugas-tugas perkembangan. Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada keluarga juga diperlukan untuk memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam keluarga. Analisa struktural fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga yang bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem menangani peruabahan dari waktu ke waktu dengan baik. Ketiga teori ini saling melengkapi dalam format pengkajian keluarga Friedman untuk membantu perawat keluarga memberikan asuhan keperawatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M., (1998), Family Nursing : Research,Theory and Practice. 4th edition, Norwalk CT, Appleton & Lange

Friedman, Marilyn M., (1998), Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, edisi 3,
EGC, Jakarta.

Wright, Lorraine M., (1994), Nurses and Families : A Guide toFamily Asseement and Intervention, second edition, DNLM

http://nsharmoko.blogspot.com


    







About Me.....

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Praktisi keperawatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang,dosen keperawatan,Clinical Instructure,dan saat ini diberi amanah memimpin PPNI KOTA SEMARANG dan Anggota Bidang Hukum Organisasi & Politik PPNI JAWA TENGAH serta sebagai Sekretaris Uji Kompetensi Perawat MTKP Jawa Tengah. Situs ini dibuat agar bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat. Silahkan untuk didownload dengan menyertakan link-nya.