Rabu, 28 April 2010

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA


A.     PENDAHULUAN

Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya ( ANA ). Semuanya didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari adanya respons individu akan masalah kesehatan mental yang actual maupun potensial. Ada empat karakteristik keperawatan :
1.      Fenomena yaitu rentang respons-respons yang berkaitan dengan kesehatan yang teramati pada orang sakit dan sehat yang menjadi focus diagnosa dan penanganan keperawatan
2.       Teori yaitu konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses yang memandu intervensi keperawatan dan pemahaman tentang respons yang berhubungan dengan kesehatan.
3.      Tindakan-tindakan yaitu intervensi untuk mencegah kesehatan.
4.      Pengaruh yaitu evaluasi tindakan keperawatan yang berhubungan dengan respon kesehatan yang teridentifikasi dan hasil asuhan keperawatan yang diantisipasi.
Pelayanan yang menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit mental, menjaga kesehatan, pengelolaan atau merujuk dari masalah kesehatan phisik dan mental, diagnosis dan intervensi dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi ( Haber & Billing, 1993 ).
Keperawatan jiwa / mental diharapkan mampu mengkaji secara komprehensif, menggunakan ketrampilan memecahkan masalah secara efektif dengan pengambilan keputusan klinik yang komplek (advokasi), melakukan kolaborasi dengan profesi lain, peka terhadap issue yang mencakup dilema etik, pekerjaan yang menyenangkan, tanggung jawab fiskal. Jadi peran keperawatan jiwa profesional telah berkembang secara komplek dari elemen-elemen sejarah aslinya.





B.     MASA PERADABAN

Keperawatan jiwa dimulai antara tahun1770 dan 1880 seiring dengan kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti : ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.
Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atau hormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen : menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkan dengan otak. Orang Yunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun ini sebagai contoh penyembuhan.


C.     MASA PERTENGAHAN

Era dari Alienation, social exclusion dan confinement.
Dokter menjelaskan gejala :
1.      Depression
2.      Paranoia
3.      Delusions
4.      Hysteria
5.      Nighmares
Rumah Sakit Jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital, telah dibuka di England.
Selama 18 abad, era dari reason dan observation :
1.      Pinel, seorang dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk seorang penderita jiwa / mental di pilih kota La Bicetre, Paris. Dia memulai dengan tindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderaita.
2.      Weyer, seorang dokter Jerman psikiatrik pertama yang dapat menjelaskannya melalui kategori diagnostik.




D.    ABAD 18 DAN 19

Bejamin Rush, sering disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis buku tentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk penderita penyakit mental/jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama dengan rumah sakit Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas kirkbridge memberikan pelatihan di rumah sakit Pennsylvania untuk membantu dokter merawat pasien penyakit jiwa.
Tahun 1872, New England Hospital untuk perempuan  & anak, dan Women’s Hospital di Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang memberikan contoh penderita penyakit jiwa.
Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa perawat menjadi staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Perawat mendapat tugas dan diharapkan mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan keperawatan. Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan menjadi cohtoh pengobatan dari perawat pskiatrik.
Seperti :
1.      Membantu dokter
2.      Mengelola obat penenang
3.      Memberikan hidroterapi


E.     ABAD 20

Pada masa abad 20, perubahan mengenai kesehatan mental sangat besar dipengaruhi oleh Clifford Beers dengan diterbitkannya buku yang berjudul A Mind That Found Itself (1908). Dia menulis bukunya berdasarkan pengalaman dan observasi selama 3 tahun sebagai pasien di rumah sakit jiwa. Beers menggunakan pengaruhnya untuk membentuk  National Society for Mental Hygiene tahun 1909, sekarang dikenal dengan National Association for Mental Health. Sebagai hasilnya, banyak dibangun rumah sakit jiwa di daerah pedesaan, dimana pasien akan mendapatkan udara segar, sinar matahari dan lingkungan alami.
Pada tahun 1915, Linda Richards, lulusan Perawat pertama di AS dan sering disebut sebagai perawat psikiatrik pertama di AS, menganjurkan pelayanan yang sama terhadap pasien penyakit jiwa dengan pasien penyakit fisik. Dia menempatkan asuhan pada pasien penyakit jiwa memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi dan siswa tidak terpengaruh. Pengalaman klinik di rumah sakit jiwa memberikan kesempatan kepada siswa perawat untuk mempunyai kemampuan tersebut. Banyak kemajuan terlihat di National Commettee on Mental Hygiene and the American Nurses Association yang mempromosikan pendidikan kepada pasien penyakit jiwa dengan menerbitkan journal. Buku – buku tentang keperawatan jiwa  ditulis dan dewan National League for Nursing mendiskusikan pendidikan Diploma keperawatan psikiatrik (1915-1935). Adapun


Tujuan pendidikan adalah :
 
1.      Mengajarkan kepada siswa tentang hubungan antara penyakit jiwa dan penyakit mental serta penerapannya dalam keperawatan kesehatan jiwa.
2.      mengajarkan kepada siswa perawat tentang penyebab gangguan atau penyakit jiwa dan metode perawatan modern nya.
3.      mengajarkan kepada siswa perawat bagaimana mengkaji perilaku pasien sakit jiwa, sehingga dapat mengetahui gejala – gejala awal.
4.      mengajarkan siswa perawat tentang pengaruh lingkungan dan gangguan mental.
5.      mengajarkan siswa perawat agar dapat diandalkan dan mudah beradaptasi pada saat memberikan perawatan.

Pengalaman klinik di Rumah Sakit Jiwa merupakan bagian terpenting dari dasar pengalaman siswa perawat dan sudah distandarisasikan pada tahun 1937. siswa diberikan kesempatan untuk merawat pasien dengan berbagai macam tingkat gangguan mental termasuk penyakit organic. Pengalaman – pengalaman berdasarkan pada : Hidoterapi, Okupasi, rekreasi dan terapi lainnya, dan pendidikan pasien. Tindakan perawatan termasuk kebersihan diri, eliminasi yang sesuai, dan nutrisi yang adekuat seperti pemberian relaksasi setelah mandi.
          Pada tahun 1939 hampir semua sekolah perawatan memberikan pembelajaran keperawatan psikiatri untuk siswa, tetapi belum dapat diakui sampai dengan tahun 1955.
          Phenothiazines dan tranquilizer lainnya dikembangkan untuk tindakan perawatan pada gejala umum psikosis, sehingga membuat pasien tenang. Kebijakan terbuka telah diterapkan di banyak Institusi mental dengan mengijinkan pasien pulang tetapi masih dalam pengawasan.
          Pada tahun 1963, Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat mendirikan pusat kesehatan masyarakat yang melayani : (1). Perawatan gawat darurat psikiatrik, seperti pusat masalah dan layanan lewat telepon; (2) Hospitalisasi; (3) Bagian hospitalisasi seperti pusat perawatan sehari – hari dan kelompok terapeutik; (4) Post perawatan, termasuk pusat konseling. Diijinkannya pasien untuk hidup di masyarakat dianggap sebagai tindakan yang positif; namun begitu banyak juga ditemukan pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal. Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat mempunyai peran penting dalam pelayanan kesehatan mental.
          Pada saat ini, keperawatan jiwa mulai menjadi bagian klinik khusus. Sebelumnya para perawat berperan sebagai manajer dan koordinator kegiatan dengan melaksanakan perawatan terapeutik sesuai dengan model dasar medis. Dengan studi lanjutan dan pengalaman praktek klinik di bidang perawatan psikiatrik, para ahli spesialis dan praktisi perawat  mendapat pengetahuan yang banyak dalam perawatan dan pencegahan gangguan psikiatrik.

Berikut ringkasan kejadian – kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan Keperawatan Psikiatri :

1.      Tahun 1856 – 1929 : Emil Kreepelin mebedakan antara depresi psikosis manic dan schizoprenia dan menyatakan bahwa schizoprenia tidak dapat disembuhkan.
2.      Tahun 1856 – 1939 : Sigmund Freud memperkenalkan teori psikoanalisis dan terapinya. Dia menjelaskan perilaku manusia dalam tahapan psikologi dan membuktikan bahwa perilaku dapat berubah dalam situasi tertentu.
3.      Tahun 1857 – 1939 : Eugene Bleur menjelaskan gangguan psikotik pada schizophrenia (sebelumnya disebut dementia praecox)
4.      Tahun 1870 – 1937 : Alfred Adler mempelajari tentang obat – obatan  psikosomatik yang mengarah pada organ luar sebagai penyebab kausatif.
5.      Tahun 1875 – 1961 : Carl Jung menjelaskan jiwa manusia  .
6.      Tahun 1920 : Harriet Bailey menulis buku keperawatan Psikiatrik yang pertama (Nursing Medical Disease)
7.      Tahun 1930 an : Terapi shock insulin, Obat Pentylnetetrazol (Metrazol), ECT dan Prefrontal lobotomy  untuk tindakan pasien penyakit mental dengan gangguan psikotik. Munculnya International Committee for Mental Hygiene. Gerakan Hill-Burton mendirikan unit psikiatri.
8.      Tahun 1940 : Gerakan kesehatan mental menyusun kurikulum pendidikan keperawatan untuk spesialis klinik pada tahun 1946.
9.      Tahun 1946 s/d 1971 : Gerakan kesehatan mental nasional membuka program pelatihan profesi, Organisasi dunia untuk kesehatan mental mengadakan reset dan pendidikan.
10.  Tahun 1947 : Helen Render menulis buku “ Hubungan Perawat–Pasien di Psikiatri”
11.  Tahun 1952 : Hildegard E. Peplau menulis buku “ Hubungan personal di keperawatan “ sebagai dasar untuk hubungan perawat-pasien.
12.  Tahun 1963-1979 : Perbaikan tingkat ekonomi menekan bertambahnya gangguan jiwa. Amerika meluluskan 50 lulusan perawat psikiatrik. Adanya RSJ swasta dan unit Psikiatrik. Perusahaan asuransi memberikan jaminan asuransi pada perawatan psikiatrik. Diijinkannya pasien untuk hidup di masyarakat dengan menitikberatkan pada pemberian pendidikan kepada pasien mengenai kegiatan sehari – hari dan perawatan diri. Perawat – perawat Amerika dan Kanada membentuk North American Nursing Diagnosis Association (Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara).
13.  Tahun 1980 an : Gerakan Sistem Kesehatan Mental (1980), yang disusun untuk memperkuat kemampuan masyarakat dan mengembangkan inisiatif – inisiatif baru, belum pernah diimplementasikan sampai dengan tahun 1981. Gerakan rekonsiliasi
14.  Tahun 1990 an : Munculnya jaminan asuransi

.

F.            KEPERAWATAN JIWA DI  ABAD 20

Sekolah perawatan menawarkan bermacam-macam program dalam keperawatan psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya mengarahkan topik-topik mengenai perilaku manusia atau kesehatan mental atau gangguan mental, dan dapat diintegrasikan kedalam beberapa mata kuliah seperti pediatric, obstretri dan gerontology. Pengalaman klinik Keperawatan psikiatrik didapat dalam jangka lebih dari satu tahun, meskipun evaluasi dilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang mencakup konsep dasar kesehatan mental. Jika seorang perawat ingin mendapatkan Register Nurse (perawat terakreditasi) harus melalui suatu latihan, dimana pengalaman klinik keperawatan psikiatrik dapat digunakan untuk mencapai Register Nurse.
Mata kuliah keperawatan psikiatrik dilaksanakan selama 5-10 minggu dengan atau tanpa rotasi klinik dan dalam kerangka kesehatan mental atau psikiatrik. Dibeberapa institusi konsep keperawatan psikiatrik diintegrasikan dalam 2 semester, setelah pokok bahasan perkembangan psikologi dan penyimpangan psikologi. Pengalaman keperawatan psikiatrik diterapkan di unit kedokteran psikiatrik, rumah sakit jiwa swasta, pelayanan psikiatrik, atau pelayanan kesehatan mental masyarakat. Tindakan keperawatan yang dilakukan dibawah pengawasan perawat teregistrasi (RN)
Program diploma biasanya memberikan waktu lebih untuk keperawatan psikiatrik dan pengalaman klinik, dan menekankan pada konsep dasar, proses pengkajian, statistik, dinamika kelompok, pendidikan keluarga dan pasien, tentang peran perawat dalam pencegahan
Sekolah tinggi/universitas menawarkan program pasca sarjana jurusan psikiatrik atau keperawatan kesehatan mental selama 48 –50 jam kuliah, pengalaman klinik, penelitian, tugas mandiri dan praktikum. Mata kuliah difokuskan pada kepemimpinan, kehidupan sehari-hari, dasar-dasar konsep, dasar phisiologi, pengkajian klien. Lulusan dapat menjadi perawat spesialis atau perawat klinik, tergantung kepada mata kuliah yang tersedia.
Akhir-akhir ini, lahan keperawatan psikiatrik memberikan bermacam-macam kesempatan untuk penjurusan (spesialisasi). Seperti dapat bekerja sebagai perawat di rumah sakit umum, praktek swasta, konsultan, pengajar dan sebagainya.
Pengalaman keperawatan jiwa siswa menjadi dasar yang kuat untuk mendapatkan kesempatan berkarier setalah lulus. Beberap contoh tempat melakukan pelayanan keperawatan jiwa seperti di : keperawatan maternitas, keperawatan onkologi, keperawatan okupasi/industri, keperawatan kesehatan masyarakat, kantor keperawatan dan ruang keperawatan gawat darurat.   


G.          STANDART PRAKTEK PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN MENTAL DAN GANGGUAN JIWA

Pada tahun 1967, pengakuan akan praktek keperawatan psikiatrik dikeluarkan oleh American Nurse’s Association ( ANA ), yang kemudian direvisi pada tahun 1976. Bahwa ruang lingkup praktek berhubungan dengan standar praktek keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. Standar umum praktek keperawatan tercantum dalam standar praktik klinik keperawatan (ANA, 1991)
Standar yang dipakai dalam profesi keperawatan menunjukkan tanggung jawab – tanggung jawab perawat yang sangat dibutuhkan perawat. Disini dijelaskan mengenai aturan – aturan praktek keperawatan professional dan kerangka kerja untuk mengevaluasi praktek. Juga mendefinisikan kemampuan profesi keperawatan kepada masyarakat dan kepada klien yang menjadi tanggung jawab perawat.
Standard praktek klinik keperawatan Psikiatri – kesehatan mental (ANA, 1994) dibagi dalam dua bagian, Standar Asuhan Keperawatan dan Standar Kinerja Profesional.
        
1.            Standar Asuhan Keperawatan

Standar asuhan keperawatan berhubungan dengan aktivitas keperawatan professional yang dilakukan oleh perawat, dengan melalui proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan landasan pengambilan keputusan klinis dan mencakup semua tindakan yang penting dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan kesehatan jiwa – psikiatri kepada semua klien.



·        Standar I. Pengkajian
      Perawat kesehatan jiwa – psikatri mengumpulkan data kesehatan klien.
-         Rasional
Wawancara pengkajian yang memerlukan ketrampilan komunikasi efektif secara linguistik dan cultural, wawancara, observasi perilaku, tinjauan catatan data dasar, dan pengkajian komprehensif terhadap klien dan system yang relevan memungkinkan perawat kesehatan jiwa – psikiatri untuk membuat penilaian klinis dan rencana tindakan yang tepat dengan klien.

·        Standar II. Diagnosa
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri menganalisa data pengkajian dalam menentukan diagnosa.
-         Rasional
Landasan untuk pemberian asuhan keperawatan kesehatan jiwa – psikiatri adalah pengenalan dan pengidentifikasian pola respon terhadap masalah kesehatan jiwa – penyakit psikiatri yang actual / potensial.

·        Standar III. Identifikasi hasil
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri mengidentifikasi hasil yang diharapkan dan bersifat individual untuk tiap klien.
-         Rasional
Dalam konteks pemberian asuhan keperawatan, tujuan yang paling utama adalah mempengaruhi hasil kesehatan dan meningkatkan status kesehatan klien.

·        Standar IV. Perencanaan
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
-         Rasional
            Rencana asuhan digunakan untuk memandu intervensi terapeutik secara sistematis dan mencapai hasil klien yang diharpkan.

·        Standar V : Implementasi
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri mengimplementasikan intervensi yang teridentifiksi dalam rencana asuhan.
-         Rasional
Dalam mengimplementasikan rencana asuhan, perawat kesehatan jiwa-psikiatri menggunakan intervensi yang luas yang dirancang untuk mencegah penyakit fisik dan mental, meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan fisik dan mental. Perawat kesehatan jiwa-psikiatri memilih intervensi sesuai dengan tingkat praktiknya. Pada tingkat dasar, perawat dapat memilih konseling, terapi lingkungan, aktivitas asuhan mandiri, intervensi psikobiologis, penyuluhan kesehatan, manajemen kasus, peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dan berbagai pendekatan lain untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental klien. Selain pilihan intervensi yang tersedia untuk perawat kesehatan jiwa-psikiatri tingkat dasar, pada tingkat lanjut spesialis yang diakui (yang mempunyai sertifikasi) boleh memberikan konsultasi, terlibat dalam psikoterapi, dan menentukan agen farmakologis sesuai dengan peraturan negara bagian.

·        Standar Va : Konseling
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri menggunakan intervensi konseling untuk membantu klien meningkatkan atau memperoleh kembali kemampuan koping, memelihara kesehatan mental, dan mencegah penyakit atau ketidakmampuan mental.

·        Standar Vb : Terapi lingkungan
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri memberikan, membentuk, dan mempertahankan suatu lingkungan yang terapeutik dalam kolaborasinya dengan klien dan pemberi pelayanan kesehatan lain.

·        Standar Vc : Aktivitas Asuhan Mandiri
      Perawat kesehatan jiwa – psikiatri membentuk intervensi sekitar aktivitas kehidupan sehari-hari klien untuk memelihara asuhan mandiri dan kesejahteraan jiwa dan fisik.

·        Standar Vd : Intervensi Psikobiologis
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri menggunakan pengetahuan intervensi psikologis dan menerapkan keterampilan klinis untuk memulihkan kesehatan klien dan mencegah ketidakmampuan lebih lanjut.

·        Standar Ve : Penyuluhan kesehatan
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri , melalui penyuluhan kesehatan, membantu klien dalam mencapai pola kehidupan yang memuaskan, produktif dan sehat.

·        Standar Vf : Manajemen kasus
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri menyajikan manajemen kasus untuk mengkoordinasi pelayanan kesehatan yang konprehensif serta memastikan kesinambungan asuhan.

·        Standar Vg : Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri menerapkan strategi dan intervensi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa dan mencegah penyakit jiwa.

Intervensi praktik tahap lanjut : untuk spesialis yang bersertifikasi dalam keperawatan jiwa-psikiatri.

·        Standar Vh : Psikoterapi
      Spesialis akan menggunakan psikoterapi individu, psikoterapi kelompok dan psikoterapi keluarga, serta pengobatan terapeutik lain untuk membantu klien memelihara kesehatan jiwa, mencegah penyakit jiwa dan memelihara kesehatan jiwa, mencegah penyakit jiwa dan ketidakmampuan, serta memperbaiki atau mencapai kembali status kesehatan dan kemampuan fungsional klien.

·        Standar Vi : Preskripsi agen farmakologis
Spesialis akan menggunakan preskripsi agen farmakologis, sesuai dengan peraturan praktik keperawatan negara bagian, untuk mengatasi gejala-gejala gangguan jiwa dan meningkatkan status kesehatan fungsional.

·        Standar Vj : Konsultasi
Spesialis akan memberikan konsultasi kepada pemberi pelayanan kesehatan dan lainnya untuk mempengaruhi rencana asuhan kepada klien, dan memperkuat kemampuan yang lain untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan psikiatri serta membawa perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan jiwa dan psikiatri.

·        Standar VI : Evaluasi
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri mengevaluasi perkembangan klien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
-         Rasional
Asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang melibatkan perubahan dalam status kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan terhadap data baru, berbagai diagnosa, dan memodifikasi rencana asuhan. Oleh karena itu, evaluasi merupakan suatu proses penilaian berkesinambungan tentang pengaruh intervensi keperawatan dan regimen pengobatan terhadap status kesehatan klien dan hasil kesehatan yang diharapkan.


2.            Standar Kinerja  Profesional

Ini menguraikan tingkat kompetensi perilaku dalam suatu peran profesional, termasuk aktivitas yang berhubungan dengan kualitas asuhan, penilaian kinerja, pendidikan, hubungan dengan sejawat, etika, kolaborasi, penelitian dan pendayagunaan sumber. Semua perawat kesehatan jiwa-psikiatri diharapkan untuk terlibat dalam aktivitas peran profesional yang sesuai dengan pendidikan, jabatan dan tatanan praktik. Oleh karena itu, beberapa standar atau kriteria tindakan mengidentifikasi aktivitas tersebut.

·        Standar I. Kualitas Asuhan
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri mengevaluasi secara sistematis kualitas asuhan dan keberhasilan praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatri.
-         Rasional
Sifat dinamik dari lingkungan asuhan kesehatan jiwa dan pengetahuan keperawaatan jiwa yang terus berkembang dan riset memberikan dorongan dan makna bagi perawat kesehatan jiwa-psikiatri untuk menjadi kompeten dalam praktik klinik, untuk terus mengembangkan dan untuk meningkatkan kualitas asuhan klien secara profesional.



·        Standar II. Penilaian Kinerja
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri mengevaluasi praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrinya sendiri dalam kaitannya dengan standar praktik professional danrelevan terhadap statuta dan peraturan.
-     Rasional
            Perawat kesehatan jiwa-psikiatri bertanggung gugat terhadap masyarakat untuk memberikan asuhan klinik yang kompeten dan bertanggung jawab sebagai seorang professional untuk mengevaluasi peran dan kinerja praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatri sesuai standar yang telah disusun oleh profesi dan badaan pengatur hokum.

·        Standar III. Pendidikan
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri mengikuti dan mempertahankan pengetahuan dalam praktik keperawatan.
-     Rasional
Ekspansi pengetahuan yang cepat mengenai ilmu dasar dan ilmu perilaku, teknologi, system informasi, dan riset memelukan komitmen untuk belajar sepanjang karir professional perawat kesehatan jiwa-psikiatri. Pendidikan formal, pendidikan berkelanjutan, sertifikasi, dan belajar dari pengalaman merupakan cara perawat kesehatan jiwa-psikiatri untuk meningkatkan keahlian keperawatan dan pengembangan profesi.

·        Standar IV. Hubungan dengan Sejawat
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri menyumbang pada perkembangan professional rekan sejawat dan lainnya.
-     Rasional
Perawat kesehatan jiwa-psikiatri bertanggung jawab untuk berbagi pengetahuan, penelitian, dan informasi klinis dengan rekan sejawatnya, melalui metode pengajaran secara formal maupun informal, untuk meningkatkan pertumbuhan professional.                      

·        Standar V. Etika
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri atas nama klien ditetapkan dengan sikap etis.
-     Rasional
Kepercayaan dan hak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa-psikiatri yang manusiawi ditegakkan oleh praktik keperawatan professional. Landasan praktik kesehatan jiwa-psikiatri adalah pengembangan hubungan terapeutik yang meningkatkan dan menunjang proses penyembuhan. Perlu ditetapkan suatu batasan untuk melindungi kesejahteraan klien serta mencegah terjadinya keintiman atau hubungan seksual.                       



·        Standar VI. Kolaborasi
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri berkolaborasi dengan klien, orang terdekat, dan pemberi pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan.
-     Rasional
Praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatri memerlukan koordinasi, interaksi terus menerus antara konsumer dan pemberi pelayanan untuk untuk memberikan pelayanan yang konprehensif kepada klien dan komunitas. Melalui proses kolaborasi, kemampuan pemberi pelayanan kesehatan yang berbeda digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah, berkomunikasi, dan merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi pelayanan kesehatan jiwa.

·        Standar VII. Riset
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri menyumbang pada keperawatan dan kesehatan jiwa melalui penggunaan riset.
-     Rasional
Perawat dalam keperawatan kesehatan jiwa-psikiatri bertanggung jawab untuk pengembangan bidang kesehatan jiwa lebih lanjut melalui peran sertanya dalam penelitian. Pada praktek tingkat dasar, perawat kesehatan jiwa-psikiatri menggunakan temuan-temuan penelitian untuk meninkatkan asuhan klinik dan mengidentifikasi masalah-masalah klinik untuk diteliti. Pada tingkat lanjut, perawat kesehatan jiwa-psikiatri ikut serta dan / atau berkolaborasi dengan yang lain dalam proses penelitian untuk menemukan, memeriksa, dan menguji pengetahuan, teori dan pendekatan kreatif terhadap praktik.

·        Standar VIII. Pendayagunaan Sumber
      Perawat kesehatan jiwa-psikiatri menimbang factor-faktor yang berhubungan dengan keamanan, keefektifan, dan biaya dalam perencanaan dan pemberian asuhan kepada klien.
-     Rasional
            Klien berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan jiwa-psikiatri yang aman, efektif, dan murah. Dengan meningkatnya biaya pelayanan kesehatan, keputusan pengobatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan sumber dan mempertahankan kualitas pelayanan. Perawat kesehatan jiwa-psikiatri mengupayakan asuhan berkualitas dengan biaya yang dapat dicapai dan menggunakan sumber yang paling sesuai serta mendelegasikan asuhan kepada pemberi pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat.



REFERENSI :
1.      American Nurses Association. Nursing: a social policy statement, Kansas City, Mo, 1980, The Association
2.      American Nurses Association. Statement on Psychiatric – mental health clinical nursing practice, Wasington, DC, 1994,The Association.
3.      Shives, L.R., (1998). Basic Concepts of Psychiatric Mental Health Nursing. 4th Edition., Philadelphia : Lippincott.
4.      Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St.Louis : Mosby Year Book.
5.      Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3, Jakarta : EGC
6.      Townsend, M.C. (1995). Buku Saku : Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana perawatan. (ed. Indonesia). Jakarta : EGC.

2 komentar:

About Me.....

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Praktisi keperawatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang,dosen keperawatan,Clinical Instructure,dan saat ini diberi amanah memimpin PPNI KOTA SEMARANG dan Anggota Bidang Hukum Organisasi & Politik PPNI JAWA TENGAH serta sebagai Sekretaris Uji Kompetensi Perawat MTKP Jawa Tengah. Situs ini dibuat agar bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat. Silahkan untuk didownload dengan menyertakan link-nya.