Kamis, 17 Juni 2010

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA,REMAJA DENGAN KETERGANTUNGAN OBAT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA,
REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT


Pendahuluan
Ketergantungan obat telah menjadi masalah di Indonesia saat ini. Pemerintah telah berusaha mengambil berbagai upaya untuk menangani masalah ini. Hal ini dirasa penting karena akibat lanjut dari ketergantungan obat ini akan sangat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Walaupun belum ada data statistik yang secara pasti , namun banyak sorotan yang meyebutkan bahwa remaja merupakan kelompok terbesar dalam masalah ketergantungan obat. Bila kita mencermati secara mendalam, sorotan ini mungkin juga benar karena remaja merupakan suatu masa kritis, masa dimana seseorang ingin mencari identitas dirinya. Berawal dari rasa ingin tahu, mencoba – coba , memakai dan akhirnya menjadi ketergantungan. Kenyataan seperti inilah yang menjadikan remaja sebagai sorotan utama dalam masalah ketergantungan obat.
Walaupun banyak pro dan kontra dalam upaya penanganan masalah remaja dengan ketergantungan obat ,namun Cuma satu prinsip yang dianut bawah remaja harus ditolong. Penanganan terhadap masalah ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena dalam proses penanggulangannya sering kali timbul masalah – masalah yang tak diinginkan.
Pendekatan kekeluargaan merupakan jalur utama yang harus ditempuh dalam penanganan masalah ini, karena remaja remaja yang bermasalah tersebut merupakan bagian dari suatu keluarga.

A. Pengertian :
Dalam menentukan seorang terdiagnosa ketergantungan obat sangat diperlukan adanya bukti penggunaan dan kebutuhan yang terus menerus . Obat yang diberikan oleh dokter tidak termasuk dalam pengertian diatas.
Istilah ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada ketagihan atau adiksi. Ketagihan obat adalah ; Keracunan yang periodic atau menahun yang merugikan individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan oleh penggunaan suatu obat yang berulang – ulang dengan ciri-ciri : Keinginan atau kebutuhan yang luar biasa untuk meneruskan penggunaan obat itu dan usaha mendapatkannya dengan segala cara, Kecendrungan untuk menaikan dosis, Ketergantungan psikologik (emosional) dan kadang – kadang juga ketergantungan fisik pada obat itu.
B. Penyebab ketergantungan obat
Faktor kepribadian seseorang mempengaruhi apakah ia akan tergantung pada suatu obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat tergantung dan pasif lebih cendrung menjadi tergantung pada obat. Faktor sosial budaya juga mempengaruhi seseorang dalam masalah ketergantungan obat. Di Indonesia banya penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosio-ekonomi menengah (karena perkembangan golongan ini yang sangat pesat sehingga lebih menganggu kestabilan individu dan keluarga. Faktor fisik atau badaniah sesorang menentukan efek fisik obat, seperti hilangnya rasa nyeri, dorongan seksual, rasa lapar dan mengantuk atau justru berkurangnya hambatan terhadap dorongan – dorongan.
Pada remaja, selain faktor – faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :
Masa remaja sebagai periode penting
Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.

Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua, perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.
Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum berpengalaman
Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat.
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya.
Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :
Perubahan emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.
Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :
Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif atau negativistik.
Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap cucunya
Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya.
Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)
Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.
Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya adalah :
Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.
Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan kegiatan sosial.
Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.
Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja
Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.

ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A.DATA-DATA IDENTIFIKASI
Nama keluarga
Alamat dan nomor telepon
Komposisi keluarga
Tipe bentuk keluarga
Latar belakang kebudayaan
Identifikasi religi
Status kelas keluarga
Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

B.TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Jangkauan pencapaian tahap perkembangan
Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga orang tua
C. DATA LINGKUNGAN
Karakteristik-karakteristik rumah
Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar
Mobilitas geografi keluarga
Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
Jaringan dukungan sosial keluarga
D. STRUKTUR KELUARGA
Pola-pola komunikasi
Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang).
Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan.
Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga.
Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
Bidang-bidang komunikasi tertutup.
Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi.
Struktur kekuasaan
Hasil-hasil dari kekuasaan.
Proses pengambilan keputusan.
Dasar-dasar kekuasaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
Seluruh kekuasaan keluarga.
Struktur peran
Struktur peran formal.
Struktur peran informal
Analisis model-model peran.
Variabel struktur peran yang mempengaruhi.
Nilai-nilai keluarga
Bandingkan keluarga dengan orang Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga.
Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas.
Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.

E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif
Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.
Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
Perpisahan dan kekerabatan.
Fungsi sosialisasi
Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku sosialisasi bagi anak-anak?Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.
Fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit.
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat makan untuk 24 jam yang direkomendasikan)
Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.
Kebiasaan tidur dan istirahat.
Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan medis(uji fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi)
Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik penyakit umum maupun khusus yang berhubungan dengan lingkungan maupun genetika).
Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan yang diperoleh.

F. COPING KELUARGA
Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).
-Perbedaan cara koping keluarga.
-Strategi-strategi coping internal keluarga.
-Strategi-strategi coping eksternal keluarga.
Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan.
Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan(sekarang/yang lalu).

ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
Ancaman kesehatan (Health Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan penyakit,kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya:
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, penyaki menular, besar/jumlah keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga. Kecelakaan, nutrisi, stress, kesehatan lingkungan, Kebiasaan personal. Karakteristik personal, Riwayat kesehatan,Peran,Status imunisasi.
Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:
Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.
Kegagalan tumbuh kembang secara normal.
Gangguan kepribadian.
Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :
Perkawinan.
Kehamilan,persalinan,masa nifas.
Menjadi orang tua.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ketergantungan obat sehubungan dengan kurangnya pengetahuan / informasi .
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap masalah ketergantungan obat pada remaja.
Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan ketergantungan obat .
Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan untuk mengatasi masalah ketergantungan obat.
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketergantungan obat .
III. PERENCANAAN / PELAKSANAAN
Perencanaan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan ketergantungan obat, pada dasarnya berupa pendidikan kesehatan pada keluarga menyangkut ketergantungan obat diri. Beberapa tindakan yang dapat dilaksanakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, remaja dengan ketergantungan obat antara lain :
Diskusikan dengan keluarga perkembangan normal yang terjadi pada remaja dan pentingnya membentuk ikatan emosional yang kuat untuk mencegah timbulnya permasalahan – permasalahan dalam keluarga
Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan contoh remaja dengan ketergantungan obat.
Diskusikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi permasalahan ketergantungan obat.
Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan kemungkinan factor yang menyebabkan timbulnya masalah ketergantungan obat pada anggota keluarganya .
Berikan reinforcement yang positif pada keluarga terhadap apa yang diketahui oleh keluarga tentang reaksi menarik diri.
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan permasalahan yang timbul pada anak remajanya (terutama mengenai masalah yang dijumpai pada remaja) akibat dari kurangnya perhatian atau factor lain.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk menceriterakan tindakan yang telah dilakukan dalam upaya menangani anggota keluarganya dengan ketergantungan obat dan berikan pujian serta koreksi bila ada kekeliruan.
Diskusikan tentang tindakan (bimbingan, petunjuk dan pertimbangan) pada anak remajanya sebelum melakukan sesuatu hal.
Diskusikan dengan keluarga tentang efek yang timbul bila anak remajanya dengan maslah ketergantungan obat.
Diskusikan bahwa peran-peran negatif yang terjadi pada anak remaja timbul, tujuannya ingin menyatakan kejengkelannya karena merasa kurang diperhatikan oleh lingkungannya.
Beri kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan efek dari masalah ketergantungan obat dan berikan reinforcement bila betul.
Diskusikan bahwa identitas akan terbentuk dengan baik bila tertanam rasa kepercayaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan anak remajanya.

EVALUASI
Disesuaikan dengan kriteria atau standard yang telah ditentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me.....

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Praktisi keperawatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang,dosen keperawatan,Clinical Instructure,dan saat ini diberi amanah memimpin PPNI KOTA SEMARANG dan Anggota Bidang Hukum Organisasi & Politik PPNI JAWA TENGAH serta sebagai Sekretaris Uji Kompetensi Perawat MTKP Jawa Tengah. Situs ini dibuat agar bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat. Silahkan untuk didownload dengan menyertakan link-nya.