Selasa, 23 Februari 2010

Makalah Anatomi & Fisiologi Darah Manusia

BAB
I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Darahadalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud
darah manusia?
2. Apa saja
komposisi darah manusia?
3. Sebutkan fungsi
darah manusia?
4. Apa saja golongan
darah manusia?
5. Sebutkan
kelainan-kelainan darah manusia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui
komposisi darah manusia
2. Mengetahui fungsi darah manusia
3. Mengetahui
golongan darah manusia
4. Mengetahui
kelainan-kelainan pada darah manusia





BAB II
PEMBAHASAN


A. DARAH MANUSIA
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah..
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah
pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory
protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah
tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu
dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah
itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk
dibuang sebagai air seni.
Ket:
a. Eritosit
b. Neutrofil
c. Eusinofil
d. Limfosit

B. Komposisi Darah Manusia
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel
darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
a. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5
juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk
Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk
mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan
penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4.
Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).


b. Lekosit
(Sel Darah Putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar
antara 6000 – 9000 sel/cc darah.. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk
Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka
jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk
tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi Þ misalnya radang
paru-paru.
Lekopeni - Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000
sel/cc darah.
Lekositosis – Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di
atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel
darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh
darah. Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk
mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Þ Gerak Amuboid.
Jenis
Lekosit
Granulosit Þ Lekosit yang di dalam
sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya
tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil Þ mengandung granola berwama
merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing).
• Basofil Þ mengandung granula berwarna
biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu
Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly
Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel
T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan)
tubuh.
sel T4 Þ imunitas seluler
sel B4 Þ imunitas humoral
• Monosit Þ merupakan lekosit dengan
ukuran paling besar
c. Trombosit
(KEPING DARAH)
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada
orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat
banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti
Haemophilic Factor) Þ Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak
mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Proses Pembekuan Darah
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim
Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut;
TROMBOSIT pecah Þ TROMBOPLASTIN
ion Ca
PROTROMBIN Þ TROMBIN
Vitamin K
FIBRINOGEN Þ FIBRIN

Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra
medullary haemopoiesis).
Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh Sumsum Tulang.
2. Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah Þ Albumin,
Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut
Serum Darah.
Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya
benda asing (Antigen).
Zat antibodi adalah senyawa Gama Þ Globulin.
Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Þ Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen Þ Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun Þ Antitoksin.

C. FUNSI DARAH
MANUSIA
- Transportasi
(sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
- Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
- Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
- Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
D.
GOLONGAN DARAH MANUSIA
Golongan darahadalah ciri khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah
manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
• Individu dengan
golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
• Individu dengan
golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
• Individu dengan
golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
• Individu dengan
golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah
O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah
O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum,
golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih
umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan
keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling
jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl
Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
v Rhesus
Jenis penggolongan
darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang
diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl
Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah
merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis
penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah
O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A
lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan
darah B.
Kecocokan faktor
Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang
pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin
pada saat kehamilan.

E. Jenis/Macam Kelainan &
Penyakit Sistem Transportasi Darah Pada Tubuh Manusia
Sistem transportasi
pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang hidup. Berikut
ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan
pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi / pengertian
masing-masing penyakit.
1. Anemia /
Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu
kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin
dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena
hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili /
Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah
suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka.
Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi /
Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah
tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah
dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih
antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi /
Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah
tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter
Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises /
Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah
pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat
secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6. Penyakit Kuning
Bayi
Penyakit kuning
pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah
oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis
Sklerosis adalah
penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis
Miokarditis adalah
suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus /
Embolus
Trombus adalah
kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di
dalam nadi tajuk.
10. Leukimia /
Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah
penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada
sistem transportasi.


v Transplantasi
SumSum Tulang Untuk Penderita Leukimia
Lebih Jauh Tentang Leukimia
Istilah leukemia sudah sering kita dengar di
masyarakat. Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa pengetahuan
masyarakat mengenai leukemia masih terbatas karena dasar ilmu yang memang sulit
dipahami oleh awam. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan leukemia? Leukemia atau
kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh
perbanyakan secara tak normal dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan
jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak
normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan
di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis
atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Pada
leukemia, sel darah putih membelah diri tidak terkendali dan sel darah muda
yang normalnya hanya hidup di sumsum tulang dapat keluar dan bertahan hidup.
Secara garis besar, leukemia dibedakan menjadi leukemia akut dan
kronik. Perjalanan penyakit pada leukemia kronik lebih lama dan cenderung tidak
bergejala dibandingkan leukemia akut.. Meskipun demikian, kemungkinan sembuh
leukemia akut lebih besar dibandingkan leukemia kronik yang mudah kambuh.
Penggolongan selanjutnya berdasarkan jenis sel kanker, apakah limfoblastik atau
mielositik. Dari penggolongan ini, didapatkan empat tipe leukemia, yaitu:
1. Leukemia Limfositik Akut (LLA). Merupakan tipe
leukemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
2. Leukemia Mielositik Akut (LMA). Tipe leukemia ini
lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Sering diderita oleh
orang dewasa berumur lebih dari 55 tahun dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Sering terjadi pada
orang dewasa.
Kenali Gejalanya Lebih Cepat
Pada dasarnya gejala dan tanda leukemia muncul sebagai akibat dari
bertambah banyaknya sel leukemia itu sendiri serta racun yang dikeluarkan oleh
sel kanker. Racun yang dimaksud adalah sitokin seperti interleukin atau tumor
necrosing factor (TNF). Sitokin berperan dalam memberikan gejala demam, berat
badan turun, dan tidak napsu makan. Gejala lain yang dapat terjadi antara lain
nyeri tulang, sakit kepala serta pembengkakan kelenjar getah bening yang
biasa terlihat di ketiak atau leher. Tanda dan gejala tersebut lebih jelas
terlihat pada pasien leukemia akut dibandingkan pada pasien leukemia kronik.
Secara umum, terdapat beberapa gejala yang perlu dicermati oleh orangtua agar
anak yang mengalami gejala leukemia dapat segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang
meningkat.
2. Sering mengalami demam dan sakit infeksi. Hal ini
dikarenakan sel darah putih yang baik yang berguna sebagai pertahanan tubuh
berkurang.
3. Tampak bintik-bintik merah, mimisan, biru-biru di
beberapa bagian tubuh serta gusi yang sering berdarah.
4. Terkadang merasakan nyeri pada tulang.
5. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau leher,
pembesaran hati dan juga limpa.
Gejala-gejala ini tidak selalu sama pada
setiap individu dan juga tidak selalu timbul secara bersamaan.

Pengobatan Secara Umum
Pengobatan leukemia berbeda-beda tergantung jenis dan stadiumnya.
Pengobatan leukemia kronik tidak seagresif leukemia akut. Untuk pengobatan
leukemia kronik, obat yang diberikan lebih sederhana dan dapat diberikan secara
diminum. Tujuannya hanya untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Leukemia
kronis dalam perjalanan penyakitnya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut.
Pada fase kambuh tersebut, pengobatan dilakukan sesua dengan terapi leukemia
akut.
Untuk pengobatan leukemia akut, bertujuan
untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis. Pelaksanaanya secara bertahap
dan terdiri dari beberapa siklus. Tahapannya adalah induksi (Awal), konsolidasi
dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara
progresif. Tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai
sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan berguna untuk menjaga agar tidak kambuh.
Terapi yang biasa dilakukan antara lain pemberian kemoterapi, radioterapi dan
juga transplantasi sumsum tulang.
Transplantasi SumSum Tulang

Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang
ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian
besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum
tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning.
Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan
dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya
ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum
tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum tulang merupakan
prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang
sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi
atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk
mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Transplantasi sumsum tulang
dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih sehat. Hal ini
disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi sumsum tulang juga
dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari kembar identik, dinamakan
transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari bukan kembar identik,
misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang ini,
transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.

Kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan dalam pengobatan Leukemia? Alasan
utama dilakukannya adalah agar pasien tersebut dapat diberikan pengobatan
dengan kemoterapi dosis tinggi dan atau terapi radiasi. untuk mengerti kenapa
transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti pula bagaimana
kemoterapi dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi dan terapi radiasi secara
umum mempengaruhi sel yang membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena
sel kanker membelah diri lebih cepat dibandingkan sel yang sehat. Namun, karena
sel sumsum tulang juga membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis
tinggi dapat merusak sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang
sehat, pasien tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum
tulang sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi
sel-sel darah yang pasien perlukan.
Efek samping transplantasi sumsum tulang
tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan juga kemungkinan perdarahan karena
pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat ditanggulangi dengan pemberian
antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila berhasil
dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar
70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan
transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.

3 komentar:

  1. semoga membantu 100 blog kesehatan terangkum semuanya disini http://askep-askeb.cz.cc/

    Menjadikan koleksi lebih banyak tentang Asuhan Kebidanan, Keperawatan dan Materi serta Tips Kesehatan lebih dari 5000 database, silahkan KLIK (copy paste) link berikut:
    http://askep-askeb.cz.cc/

    JANGAN LUPA DAFTARKAN EMAIL ANDA UNTUK MENGIKUTI UP DATE BLOGNYA

    BalasHapus
  2. sama - sama gan....
    semoga bisa bermanfaat...

    BalasHapus

About Me.....

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Praktisi keperawatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang,dosen keperawatan,Clinical Instructure,dan saat ini diberi amanah memimpin PPNI KOTA SEMARANG dan Anggota Bidang Hukum Organisasi & Politik PPNI JAWA TENGAH serta sebagai Sekretaris Uji Kompetensi Perawat MTKP Jawa Tengah. Situs ini dibuat agar bisa memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat. Silahkan untuk didownload dengan menyertakan link-nya.